KUALITAS PENDIDIKAN SEBAGAI MOTOR PENGERAK PEREKONOMIAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI JAWA TIMUR

Authors

  • Abid Muhtarom Fakultas Ekonomi

DOI:

https://doi.org/10.30736/ekbis.v14i2.123

Abstract

Berdasarkan kontradiksi pendapat pertumbuhan ekonomi yang berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional. Pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur sebesar 5,01% sedangkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 4,55%, dan pada tahun 2010 pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur sebesar 6,68% dan nasional sebesar 6,10%. Kualitas dan kuantitas tenaga kerja merupakan suatu faktor yang mempengaruhi output suatu daerah. Jumlah penduduk yang besar, khususnya penduduk dengan usia produktif, akan meningkatkan jumlah angkatan kerja yang tersedia. Jumlah tenaga kerja yang besar disertai dengan kualitas pendidikan yang Tantangan utama pendidikan di Jawa Timur adalah bagaimana meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas. Sekitar 55 persen dari tenaga kerja di Jawa Timur hanya mengecap pendidikan Sekolah Dasar. Hal ini juga ditunjukkan oleh angka partisipasi murni (APM) sekolah yang semakin menurun pada tingkat SMP dan SMA.Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional yang dilaksanakan pada Agustus 2009 diketahui bahwa pekerja di Jawa Timur mengalami peningkatan sebesar 442,8 ribu orang dibandingkan Agustus 2008. Sejalan dengan peningkatan jumlah pekerja tersebut, maka jumlah pengangguran mengalami penurunan sebesar 262,8 ribu orang (25,43 persen). Penyerapan tenaga kerja perempuan selama Agustus 2008 – Agustus 2009, lebih besar dibandingkan dengan laki-laki, yaitu masing-masing jumlah pekerja perempuan meningkat 228,6 ribu orang dan pekerja laki-laki meningkat sebesar 194,2 ribu orang. Namun demikian, dominasi peningkatan penduduk perempuan yang bekerja umumnya hanya sebagai pekerja keluarga., sehingga peningkatan jumlah tenaga kerja tidak selalu memberikan implikasi yang positif terhadap peningkatan pendapatan pekerja, karena penambahan jumlah tenaga kerja hanya terserap sebagai pekerja keluarga atau membantu  rumahtangga/suami dalam melakukan kegiatan ekonomi yang sifatnya informal. Lebih lanjut, jika melihat status pekerjaan berdasarkan klasifikasi formal dan informal, maka pada Agustus 2009 sekitar 73,12 persen tenaga kerja bekerja pada kegiatan informal (Pemprov jatim, 2010).

Keywords: kualitas pendidikan , motor penggerak perekomian ,pertumbuhan ekonomi

Published

2015-09-01